![]() |
Foto : Pemungutan Suara (freepik.com) Oleh : Ustadz Ahmad Fitroh, S.H.I., M.Pd.I (Khutbah Jumat 22 November 2024) |
Toleransi dan Sikap Moderat dalam Demokrasi
Dalam menghadapi Pilkada 2024, umat Islam, khususnya, hendaknya senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Takwa, yang merupakan pedoman hidup bagi setiap Muslim, bukan hanya memberi ketenangan, tetapi juga membantu kita tetap berada pada jalan yang benar sesuai dengan syariat Islam. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, kita diajarkan untuk tetap menjaga akhlak dan tidak terjebak dalam sikap-sikap yang merusak ukhuwah dan persatuan antar sesama warga negara.
Sebagai pemilih, kita pasti memiliki berbagai alasan dalam memilih pasangan calon kepala daerah, mulai dari kedekatan personal, kesamaan visi dan misi, hingga pertimbangan pragmatis lainnya. Namun, perbedaan pilihan ini bisa menimbulkan gesekan-gesekan kecil yang, jika tidak ditangani dengan bijaksana, bisa merusak keharmonisan sosial. Oleh karena itu, dalam menyikapi perbedaan pilihan ini, kita harus mengedepankan toleransi, saling menghargai, dan menghindari sikap menyalahkan pilihan orang lain.
Imam Syafi'i memberikan nasihat yang sangat relevan dalam konteks ini. Beliau menekankan pentingnya berpikir sebelum berbicara. “Jika salah seorang di antara kalian ingin berbicara, hendaklah dia memikirkan perkataannya terlebih dahulu. Jika tampak ada manfaatnya, barulah berbicara; namun jika ragu, maka lebih baik diam.” Pesan ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, apalagi di tengah situasi politik yang bisa memunculkan polarisasi dan perpecahan.
Bijak dalam Menggunakan Media Sosial
![]() |
Foto : Fake News atau Berita Palsu (freepik.com) |
Menjaga Persatuan dalam Perbedaan Pilihan
Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingatkan kita untuk bersikap seimbang dalam menyukai dan membenci sesuatu. Di dalam Surah Al-Baqarah, ayat 216 yang artinya, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu." Hal ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam perasaan berlebihan, baik cinta maupun kebencian, terhadap pilihan politik kita.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga menekankan pentingnya sikap moderat dalam berpolitik. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi Rahimahullah, beliau mengatakan, "Cintailah orang yang engkau cintai seperlunya, karena bisa jadi suatu hari dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi suatu hari kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai." Ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam permusuhan yang berkepanjangan akibat perbedaan pilihan politik.
Pelajaran dari Sejarah Demokrasi Indonesia
Sejarah panjang demokrasi Indonesia telah mengajarkan kita bahwa perbedaan pilihan politik, jika tidak dikelola dengan bijak, dapat menimbulkan perpecahan yang merusak hubungan antar sesama anak bangsa. Pada pemilu-pemilu yang sebelumnya, banyak sekali terjadi perpecahan akibat politik identitas dan sentimen agama yang dengan sengaja diciptakan hanya untuk meraup suara. Polarisasi ini berdampak pada hubungan keluarga, tetangga, dan teman-teman yang terpecah hanya karena pilihan politik.
Namun, dalam dunia politik yang dinamis ini, kita harus ingat bahwa lawan kita hari ini bisa saja menjadi teman kita esok, dan sebaliknya teman kita hari ini bisa saja menjadi lawan kita. Oleh karena itu kita harus menyikapi pandai menyikapi hal tersebut, seperti yang dikatakan anak zaman sekarang, "Jangan baperan dalam berpolitik." Kita harus lebih bijaksana dan dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan.
Demokrasi sebagai Alat, Bukan Tujuan
![]() |
Foto : Ilustrasi Persatuan dalam Perbedaan Pilihan (@bawasluprovntb) |
Milenialkeren - Mari kita jadikan Pilkada 2024 ini sebagai ajang untuk memperkuat ukhuwah, menjaga kesantunan, dan meneladani akhlak Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dalam menyampaikan pendapat dan memilih pemimpin. Kita harus tetap bersatu, menjaga kestabilan bangsa, dan menghormati perbedaan pendapat demi kemajuan bersama.
Mari kita jaga ukhuwah kebangsaan kita dengan pemilu yang mengeratkan dan mendamaikan.
ReplyDelete